Jumat, 19 Juni 2015

Ilmu Budaya Dasar 2

1. Bentuk Budaya Jawa Tengah

Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta  di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayah nya 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu. Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-harinya.
Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah:
1.     dialek Pekalongan
2.     dialek Kedu
3.     dialek Bagelen
4.     dialek Semarang
5.     dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
6.     dialek Blora
7.     dialek Surakarta
8.     dialek Yogyakarta
9.     dialek Madiun
10. dialek Banyumasan (Ngapak)
11. dialek Tegal-Brebes

1. Gamelan Jawa


Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut)”Tombo Ati” adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.

2. Wayang Kulit



Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Pertunjukan Kesenian wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dynamisme. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang / Kediri. Sekitar abad ke-10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Cerita Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.

3. Batik


Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di masa lampau, khususnya di Kerajaan Mataram kemudian Kerajaan Keraton Solo dan Yogyakarta.
Awalnya batik dikerjaan terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja, keluarganya, serta para pengikutnya. Oleh karena banyaknya pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton untuk dikerjakan di tempat masing-masing. Seiring berjalannya waktu, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat setempat dan kemudian menjadi pekerjaan kaum wanita di dalam rumahnya untuk mengisi waktu senggang. Selain itu, batik yang awalnya hanya untuk keluarga keraton, akhirnya menjadi pakaian rakyat yang digemari pria dan wanita.
Dahulu, bahan kain putih yang dipergunakan untuk membatik adalah hasil tenunan sendiri. Sementara bahan pewarnanya diambil dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia. Beberapa bahan pewarna tersebut antara lain pohon mengkudu, soga, dan nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu dan garamnya dari tanah lumpur. Sentra kerajinan batik tersebar di daerah Pekalongan, Kota Surakarta, dan Kab. Sragen.

4. Tari Bedhaya


Budaya Islam ikut mempengaruhi bentuk-bentuk tari yang berangkat pada jaman Majapahit. Seperti tari Bedhaya 7 penari berubah menjadi 9 penari disesuaikan dengan jumlah Wali Sanga. Ide Sunan Kalijaga tentang Bedhaya dengan 9 penari ini akhirnya sampai pada Mataram Islam, tepatnya sejak perjanjian Giyanti pada tahun 1755 oleh Pangeran Purbaya, Tumenggung Alap-alap dan Ki Panjang Mas, maka disusunlah Bedhaya dengan penari berjumlah 9 orang. Hal ini kemudian dibawa ke Kraton Kasunanan Surakarta. Oleh Sunan Pakubuwono I dinamakan Bedhaya Ketawang, termasuk jenis Bedhaya Suci dan Sakral


2. Lagu yang Berkaitan Dengan Manusia & Cinta Kasih

                Lirik Lagu My Heart Will Go On - Celine Dion


Every night in my dreams
I see you. I feel you.
That is how I know you go on

Far across the distance
And spaces between us
You have come to show you go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you’re here in my heart
And my heart will go on and on

Love can touch us one time
And last for a lifetime
And never go till we’re one

Love was when I loved you
One true time I hold to
In my life we’ll always go on

Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you’re here in my heart
And my heart will go on and on

There is some love that will not
go away

You’re here, there’s nothing I fear,
And I know that my heart will go on
We’ll stay forever this way
You are safe in my heart
And my heart will go on and on


3. Cerpen yang berkaitan dengan keindahan

INDAHNYA KEINDAHAN 
by Danu

  Terlintas dalam hiruk pikuknya suasana kedamaian, segores ujung pedang singa padang pasir membuat derasnya aliran sang pemberani dalam sebuah legenda, istilah dari ketegaran dan keperkasaan berjuta-juta jasad yang hidup dalam kematian, penerang langkah perjalanan hidup abadi. Pedih, perih, bahkan tulang belakang seakan tidak mau lagi menyangga beban yang dikandungnya. Apakah senyuman burung-burung kenari yang bertengger dibawah lutut dan kaki pemangsa beringas tidak membawa sebuah arti? Itulah yang terselip dalam carut marutnya syaraf yang begitu teratur, seakan satu dari sekian banyak kebenaran dilontarkan oleh satu saja makhluk sholeh ciptaan-Nya, sang pujaan setiap insan yang mengerti akan indahnya keindahan dibalik sebuah benda dimanapun tempatnya. Tapi apakah lilin mampu menerangi kegelapan dalam mata hatinya? Sedikit saja tidak akan ada cahaya terang menampakkan sebuah keindahan dalam pandangan realita yang setia bersama impian-impian dalam lamunannya. Hanya setitik dalam jutaan bahkan lebih bintang-bintang dalam ukuran milimeter bahkan tidak terhingga banyaknya. Hembusan udara penambah syahdu keindahan takkan menggetarkan gugusan bintang dan gunung-gunung yang menancap dalam dirinya, sebagai tonggak pertahanan daging hitam pekat dalam jasadnya yang masih berusaha mempertahankan kekuatan binatang-binatang indah tapi pemangsa mematikan. Tumbuh-tumbuhan berwarna-warni tapi hanya hitam putih, seperti halnya bunga sepatu merah warnanya, bunga bogenfil ada merah, ada putih, kuning namun hanya hitam putih. Benar apa kata kelelawar bahwa aku adalah secuil bahkan debu sekalipun tak layak untuk menggambarkanku, tak layak juga q pergunakan sdikitnya kemampuanku untuk menyakiti kaum yang lemah, padahal aku diberi banyak dari sekian banyaknya kekuatan hati pada jasad manusia unggulan, aku bisa menguasai gelapnya malam, aku bisa menaklukkan serangga-serangga dan buah-buahan yang seolah sudah tercipta khusus buatku sebagai penambah energi dalam relung-relungnya kegelapan. Benar juga apa kata semut-semut hitam dalam kegelapan dan tempat-tempat yang hitam pekat, dia mungkin hanya melihatku jika ada cahaya lilin yang selalu dia jaga dalam tidurnya, dalam duduknya, dalam berdirinya dalam berbaringnya, dan juga dalam berjalannya. Tapi sedikit kelemahan sifat dari kelelawar disiang hari yang lupa dimana singgahnya saat akan mengakhiri perburuannya maka partikel-partikel cahaya akan semakin redam dan akhirnya hanya akan terjerumus dalam jurang yang penuh dengan duri, binatang buas, atau tangan-tangan kejahatan justru akan hadir menghampirinya dengan semangat halilintar jika dia salah waktu dalam melakukan tugasnya.
      Kabut bukanlah sebuah penghalang, malam bukanlah kegelapan dan tidak menutup kemungkinan ada kebenaran dari ucapan ikan-ikan kecil yang berenang dengan damai dan tenang, mereka semua bernyanyi tentang keagungan, mereka menari memperlihatkan tentang kekuasaan sang penguasa dan dalam basah kuyupnya dalam setiap detiknya ada kebenaran tentang keindahan yang benar-benar indah jika menyadarinya. Mereka berucap bahwa siang bukanlah malam yang gelap gulita, sehingga mengganggu perjalanannya. Apa yang dia fikirkan dalam atom-atom berserakan dikepala indahnya itu? Dia akan menyerukan dan berteriak dengan sekeras-kerasnya saat lembaran-lembaran kalimat cinta, dan hamparan surat-surat cinta yang abadi hanya dikatakan indah. Duri menjadi tidak sabar, pedang menjadi lemah dibakar oleh pemilik api kemungkaran, karena pedang selalu berusaha berontak untuk menebas batang-batang punya kelebihan tapi malas dan tidak tahu akan kekuatan yang ada. Suara tawanya menggelegar bak bom atom yang meluluh lantahkan nagasaki dan hirosima, serabut akar yang menguatkan kokohnya batang-batang pencakar langit tidak tergoyahkan oleh hembusan-hembusan bayu siang dan malam, riak gelombangnya menggunung tinggi beratus-ratus meter mengalahkan jutaan bahkan lebih makhluk setia dan durjana pembawa petaka kedamaian sejati, pengap, penat dan kerasnya hati mengejutkan tidur panjangnya dalam kelam dan sepi serta hambarnya bumbu-bumbu formula pembangkit kesadaran dan keabadian yang nyata.
      Bahasa isyaratnya telah terhampar dengan jelas, memamerkan keindahan disetiap momen dan kesempatan yang ada. Akankah keindahan itu juga dapat kumiliki dan kunikmati indahnya keindahan tersebut? Ya ucap kelelawar, bunga-bunga, semut-semut, dan ikan-ikan kecil yang sedang berenang. Dan semoga saja itu adalah harapanku yang tiada pernah punah untuk menikmati indahnya keindahan hidup.




Sumber:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar