Nama : Shubhi
Aththabrani
NPM : 5A414252
Kelas : 1IA17
Dosen : Pipit
Fitriyah
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
|
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||
|
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||
|
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||
|
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||
|
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||
|
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||
|
Populasi tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
|||||||
Perkembangan
Penduduk Dunia Menggunakan Tabel. Kita bisa lihat
tabel diatas ini yang diambil contoh dari tahun – tahun sebelumnya Perkembangan
Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
Dapat kita lihat rata – rata setiap negera
penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk
dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti pertumbuhan penduduk didunia
sangat pesat.
Perkembangan
Penduduk Dunia
Pada awal Masehi, jumlah penduduk dunia
diperkirakan mencapai 200 juta jiwa. Pada tahun 1650 jumlahnya meningkat
menjadi 550 juta jiwa. Dilihat dari laporan PBB, jumlah penduduk dunia sampai
akhir 2002 telah mencapai 6.2 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk di
negara-negara berkembang menjadi berjumlah ± 5 miliar jiwa.
Perkembangan secara umum penduduk dunia semakin besar dan diprediksikan pada
suatu masa akan terjadi peledakan penduduk dunia karena banyaknya bayi yang
lahir (baby boom). Kekhawatiran ini sudah mulai dipikirkan oleh para pemikir
waktu diantaranya: Thomas Robert Malthus, Meadow, Warren Thompson dan Frank.
Penggandaan
Penduduk Dunia
Berdasarkan table diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk semakin cepat.
Begitu pun dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat.
Cepatnya pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat pada table berikut:
|
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Perkembangan per tahun
|
|
1830
|
1 Milyard
|
-
|
|
1930
|
2 Milyard
|
1 %
|
|
1960
|
3 Milyard
|
1,7 %
|
|
1975
|
4 Milyard
|
2,2 %
|
|
1987
|
5 Milyard
|
2 %
|
|
1996
|
6 Milyard
|
2 %
|
|
2006
|
7 Milyard
|
2 %
|
Sumber : Iskandar N ,
Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Dari tabel diatas, dapat diambil bahwa dari
tahun 1830-1930 pada kurun waktu 100 tahun mengalami penggandaan penduduk,
sedangkan dari tahun 1930-1975 pada kurun waktu hanya 45 tahun telah mengalami
penggandaan. Ini menunjukkan bahwa penggandaan semakin cepat berlangsung
Faktor
demografi yang mempengaruhi penambahan atau pertambahan penduduk di suatu
daerah atau negara
1.
Kematian (Mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis
tingkat kematian saja yaitu :
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death
Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun
per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000
orang.
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death
Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis
kelamin, pekerjaan. Umpama laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. Orang laki-laki yang
berada di medan perang lebih besar kemungkinan untuk mati daripada istri mereka
yang berada di rumah. Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan
tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Dengan tingkat kematian
ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.
2.
Kelahiran (Fertilitas)
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini
disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir
hidup karena banyaknya bayi-bayi yang meninggal beberapa saat setelah
kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering
dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak
makin menurun.
3. Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal
hanya sekali).
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua
wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan. .
3.
Migrasi
Migrasi merupakan akibat dari keadaan
lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang
kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung
penduduk di daerah tersebut.
Faktor-faktor migrasi adalah sebagai berikut :
Persediaan sumber alam
Lingkungan sosial budaya
Potensi ekonomi
Alat masa depan
Rumus
Tingkat Kematian Kasar dan Khusus
(a) Tingkat Kematian
Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang
meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun. Berikut
perhitungan rumusnya:
CDR :
D
: Jumlah kematian
Pm
: Jumlah penduduk per pertengahan tahun
K
: Konstanta
= 1000
Penduduk pertengahan tahun dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut :
1)
Pm
= ½ (P )
2)
Pm
= +
3)
Pm =
-
Pm (1) = Jumlah penduduk
petengahan tahun
Pm (2) = Jumlah penduduk pada awal
tahun
Pm (3) = Jumlah penduduk pada
akhir tahun
(b) Tingkat Kematian
Khusus (Age Spesific Death Rate)
Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya ialah umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Perbedaan resiko
diperuntukan menurut unur (spesific
death rate). Dengan cara ini, tingkat kematian
menunjukan hasil yang lebih teliti, dikarenakan angka ini mewakili dari 1000
penduduk pada kelompok yang sama, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ASDRi =
Di
= Kematian penduduk kelompok umur i
Pm =
Jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur i
K
= Konstanta = (1000)
Pengertian
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
tempat yang satu ke tempat yang lain dengan tujuan menetap.
Macam-macam
Migrasi
Migrasi lokal (Perpindahan dalam satu Negara)
Migrasi Internasional (Perpindahan antar
Negara)
Proses
Migrasi
Migrasi lokal terjadi apabila di suatu pulau
telah kelebihan penduduk dan atau terjadi bencana alam yang dahsyat sehingga
tempat tinggalnya tidak dapat dihuni lagi. Atau terjadi konflik yang
mengharuskan penduduk tersebut pindah ke pulau lain.
Migrasi internasional biasa terjadi ketika di
Negara tersebut sedang terjadi peperangan, konflik, kekacauan politik
yang terjadi di negaranya, atau terjadi kekurangan pangan sehingga memaksa
penduduk tersebut bermigrasi ke Negara lain.
Akibat
Migrasi
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota)
walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi
penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur
muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
b. Migrasi interegional di Indonesia
kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas
tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta
tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya
migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.
c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah
sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980
migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya
sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi
penduduk Indonesia.
Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional,
regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada
perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan
imigrasi).
Struktur
Penduduk
– Jumlah penduduk
– Persebaran penduduk
– Komposisi penduduk
– Bentuk Piramida
Piramida
Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah
(seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
Piramida
Muda
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida
ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia,
Malaysia, Filipina, dan India.
Piramida
Tua
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat
kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur
muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara
yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
Rasio
Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency
Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,
ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun.
Pertumbuhan
dan perkembangan kebudayaan di Indonesia
Di Indonesia, kebudayaan sudah sangat berkembang. Dahulu kala banyaknya
pelancong-pelancong yang menyebabkan banyaknya kebudayaan di Indonesia. Tetapi
kita harus kritis dan selektif dalam memilih kebudayaan yang datang itu. Karena
jangan sampai kita menggeserkan kebudayaan lama yang sudah menjadi tradisi di
negeri kita ini.
Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
Agama Hindu-Budha tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi kita semua, karena
kedua agama tersebut mempengaruhi perkembangan awal sejarah Indonesia. Agama
Hindu merupakan suatu kepercayaan yang diciptakan oleh bangsa Arya yaitu bangsa
pengembara dari utara yang masuk ke India melalui celah Kaibar dan menduduki
lembah sungai Gangga dan Yamuna. Bangsa Arya mendesak bangsa Dravida. Agama
Hindu bersifat polytheisme dengan dewa utamanya Trimurti yang terdiri dari
Brahma, Wisnu dan Syiwa. Adapun kitab sucinya adalah Weda. Sedangkan agama
Budha muncul setelah agama Hindu. Awalnya hanya sebagai suatu ajaran dalam
rangka mencari kebenaran yang dilakukan pertama kali oleh Sidharta. Sidharta
adalah putra mahkota dari Kerajaan Kapilawastu yang merupakan putra raja
Sudhodana dan putri Maya, kemudian ia mengemban menjadi cakyamuni (pendeta)
sampai menerima wahyu yang berupa kesadaran akan penderitaan dan cara menindas
penderitaan tersebut. Dalam hal ini Sidharta dianggap sebagai Budha Gautama.
Budha sebagai suatu ajaran dapat berkembang menjadi suatu agama dengan kitab
sucinya Tripitaka (tiga keranjang) yang menggunakan bahasa Pali bahasa rakyat
Magadha. Untuk selanjutnya agama Budha berkembang menjadi dua aliran yaitu aliran
Mahayana (kendaraan besar) dan aliran Hinayana (kendaraan kecil). Kemudian
kedua agama yaitu Hindu-Budha tersebut berkembang keberbagai negara di Asia
Timur maupun Asia Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya mempengaruhi
kebudayaan Indonesia. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia ada teori
yang berpendapat baru abad ke-13 M, yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dan
lainnya, dan yang berpendapat sudah sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7
Masehi yang antara lain dikemukakan W.P. Groeneveldt, Syeikh Muhammad Naguib
Al-Attas, S.Q. Fatimi, Hamka, Uka Tjandrasasmita dll. Masing-masing golongan
membuat argumentasinya. Tetapi bagaimanapun kami berpendapat yang benar abad
ke-1 H, atau abad ke-7 M, dan langsung dari Arabia. Kedatangan Islam awalnya
melalui perdagangan Internasional dan penyebaran atau penyampaiannya secara
lebih mendalam oleh para da’i dan para wali (Di Jawa Wali Sanga) yang berasal
dari luar atau dari Indonesia sendiri. Waktu kedatangan dan penyebaran Islam di
Indonesia melalui beberapa fase dan yang abad ke-7 M. Baru di bagian Barat
Indonesia saja. Penyebaran Islam di Indonesia bahkan di wilayah Asia Tenggara
berjalan dengan damai sesuai dengan prinsip-prinsip konsep Islam. Proses
Islamisasi melalui berbagai jalur : Perdagangan, Pernikahan, Memasuki
birokrasi, Sufisme, Pendidikan (Pesantren), Kesenian.
Kebudayaan
Barat
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa
lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin menekan proses
akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya Barat. Berbagai informasi melalui
media cetak dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi modern
mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke
tingkat dasar kehidupan manusia di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, peradaban yang lebih maju akan banyak mempengaruhi
peradaban yang berkembang belakangan. Sebagaimana agresivitas budaya Barat yang
terus berproses dinamis dan teruji berpengaruh pada peradaban lain, terutama
peradaban timur. Secara umum, perubahan kebudayaan sekarang ini disebabkan oleh
perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia), pelestarian alam dan lingkungan hidup,
serta tuntutan peningkatan kualitas hidup. Lebih dari itu, kehadiran budaya
Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre masyarakat.
Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin kemodernan. Hal ini
jelas mengikis prilaku dan tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai ciri khas kemajuan dalam
ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan
kearifan lokal yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat nusantara. Nilai
tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu bersaing dengan
derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan masyarakat. Beberapa
dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa sosial dan tenggang rasa
masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah pada disintegrasi
bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan konsumerisme
yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana. Kebebasan dan kesenangan hidup
masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja yang sedang
mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti diiklankan sebagai
suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak norma-norma masyarakat
pribumi di Indonesia yang terkikis dalam keseharian generasi mudanya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar